DPR: Interaksi Dunia Maya dan Dunia Nyata Jangan Lupakan Etika

JAKARTA, - Teknologi digital telah mengubah cara masyarakat di Indonesia berinteraksi dengan sesama. Kini, masyarakat terbiasa menjalin komunikasi lewat elektronik mail atau surat elektronik dan media sosial.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani
mengatakan, kehadiran teknologi digital telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Sehingga menegaskan telah berada di era transformasi digital.

Namun, peningkatan teknologi digital perlu diimbangi kapasitas literasi digital yang mumpuni, agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak dan efektif.

"Survei digital yang kami lakukan tahun lalu, menunjukan indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Artinya masih kategori sedang, belum mencapai kategori baik," kata Semuel dalam acara ngobrol bareng legislator bertajuk Budaya Komunikasi Digital Dalam Masyarakat Indonesia, Jakarta, Sabtu (18/6/2022).

Maka itu, pemerintah terus mendorong persiapan sumber daya manusia talenta digital, sekaligus mencegah dampak transformasi digital. Sebab, inovasi teknologi digital berdampak terhadap perubahan besar di berbagai bidang.

"Angka itu perlu harus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama membakali masyarakat dengan kemampuan literasi digital, agar selalu siap dalam mengawal transformasi digital masyarakat," tutur Semuel.

Anggota Komisi I DPR, Subarna menyatakan, tujuan berbudaya komunikasi digital untuk menjadikannya tumbuh besar. Tidak lepas dari nilai budaya bangsa. Ada tiga aspek penting di dalam membangun budaya digital.

"Pertama, bagaimana masyarakat berpartisipasi memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. selanjutnya, bagaimana mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat," tutur Subarna.

Selain itu, bagaimana memanfaatkan sesuatu yang sudah ada sebelumnya membentuk hal baru. Dalam proses interaksi terkadang masih ada masyarakat yang belum paham etika berinternet.

"Dunia maya dan dunia nyata sama-sama punya etika. Sehingga ketika berkomunikasi di ruang digital menjaga nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia," terang Subarna.

Senior Account Manager Telkomsat Widy Sulistianto menjelaskan, komukikasi digital merupakan bentuk interaksi tidak langsung. Menggunakan alat bantu komputer atau handphone. Tindakan masyarakat berdampak pada budaya digital masyarakat.

"Dulu komunikasi hanya tatap muka, Sekarang kita tinggal telepon keluarga sudah bisa. Ada pergeseran pola pikir. Sehingga banyak aplikasi. Fenomena yang timbulkan eksis," ujar Widy.

Untuk bisa terus mendapatkan Informasi ter up to date mengenai kegiatan Zoom Bareng dan kegiatan seru lainnya, dapat dilihat di info.literasidigital.id atau follow media sosial @Siberkreasi*



sumber: www.jitunews.com